Thanks For Visiting My Blog
Bagi masyarakat di sekitar lembah
bengawan solo terutama di daerah sangiran, nama Balung Buto tidak asing di
telinga mereka, balung buto memiliki arti tulang-tulang raksasa.
pemahaman mereka terkait balung buto berkaitan
dengan tradisi lisan mengenai perang besar yang pernah terjadi di kawasan
perbukitan Sangiran, ribuan tahun silam. Dalam pertempuran itu banyak raksasa
yang gugur dan terkubur di perbukitan Sangiran, sebagaimana “dibuktikan” lewat
potongan-potongan tulang-belulang besar yang mereka namakan balung buto.
Sebelum
kedatangan Koenigswald, balung buto dianggap
memiliki kekuatan magis. Selain itu sebagai sarana penyembuhan berbagai
penyakit, pelindung diri atau sebagai jimat, hingga membantu proses kelahiran.
Maka, tidak heran bila pada kurun waktu sebelum 1930-an, balung buto banyak
dicari oleh penduduk setempat. Hingga arkeolog mengubah pandangan itu.
Setelah cerita
diatas, pasti Sobat Blogger kepikiran tentang Museum Sangiran kan? nah tahukah
sobat blogger bahwa Museum Sangiran itu tidak hanya di satu tempat? melainkan
terdapat beberapa museum yang berada di wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Karanganyar, yaitu :
a. Museum Sangiran Klaster Krikilan, yang merupakan museum terbesar dan yang paling terkenal
b. Museum Sangiran Klaster Dayu
c. Museum Sangiran Klaster Ngebung
d. Museum Sangiran Klaster Manyarejo
e. Museum Sangiran Klaster Bukuran
Dari kelima klaster yang ada admin
bakal ngasih info 2 museum nih yaitu Museum Klaster Ngebung dan Museum Klaster
Manyarejo, kira-kira... kenapa ya? Ada yang bisa jawab mungkin? YAP... dua
museum inilah yang lebih membahas tentang apa itu Balung Buto!!! Selain itu,
admin tertarik ke kedua Museum ini karena tingkat pengunjung masih rendah nih,
padahal Sobat blogger disini kalo mau berkunjung nggak ditarik harga tiket lho
alias gratisan. Paling cuma diminta buat bayar Rp. 2.000,00 buat bayar parkir
disana.
Museum Sangiran Klaster Manyarejo
Gambar peresmian Museum Sangiran
Klaster Manyarejo
Diresmian pada tanggal 5 November
2014, memang museum-museum di klaster manyarejo, ngebung, dayu, dan bukuran
dihitung masih muda karena memang museum ini didirikan karena untuk melengkapi
museum sangiran klaster krikilan. Di museum Manyarejo ini, terdapat dua ruang
pameran yaitu indoor dan outdoor di ruang outdoor terdapat display ekskavasi,
yaitu penggalian fosil. Disini diperlihatkan bermacam tanah yang terdapat fosil
di dalamnya.
Selanjutnya kita masuk ke ruang
indoor, nah di indoor ini terdapat pameran beberapa fosil yang ada seperti
replika tengkorak, kepala banteng, dan bola batu. Meskipun museum ini tentang
manusia purba tapi jangan salah nih sobat blogger, kalo disini dan di semua
museum sangiran itu dilengkapi dengan media elektronik yang dapat mempermudah
pengunjung untuk memahami tentang sangiran dan fosil yang ditemukan. Bahkan
kalo di klaster bukuran itu konsepnya futuristik lho, namun kita nggak bakal
bahas klaster bukuran.
Gambar isi dari Ruang pameran Indoor
Museum Manyarejo
Ini nih, gambar diatas menunjukkan
isi dari ruang pameran Indoor Museum Manyarejo, ketika sobat blogger memasuki
ruangan ini yang siap-siap memanjakan telinga dengan alunan musik gamelan jawa
ya, jangan takut tapi. Ruangannya cukup enak juga kok, ada ac yang lumayan
dingin beda dengan udara di luar museum yang cenderung panas waktu admin
berkunjung. Museum ini lebih kecil jika dibandingkan dengan museum yang lain.
Disini terdapat Legenda Balung Buto nih, mulai dari apa itu Balung Buto hingga
Legenda penciptaan beberapa nama desa di wilayah Kecamatan Kalijambe Kabupaten
Sragen lho, keren kan orang jaman dahulu kalo ngehubungin sesuatu dengan magis
pasti di luar nalar orang sekarang.
Disini juga dipaparkan timeline
dari awal penemuan hingga dibangunnya museum ini lho gaes keren kan!, dari situ
nih baru diketahui bahwa masyarakat sekitar dengan peneliti itu ternyata
memiliki hubungan yang harmonis lho. Makanya itu juga salah satu alasan kenapa
museum Manyarejo ini dibangun agar mengenang hubungan keharmonisan antara
masyarakat dan peneliti yang datang dari luar maupun dalam negeri.
Selain itu museum ini memiliki
profil-profil peneliti dalam negeri, alat apa saja yang digunakan untuk
ekskavasi, rekayasa tentang legenda balung buto juga ada disini lho. Ada kaos
tentang legenda balung buto pula, bagi sobat blogger yang mau beli yuk mari
kesini. Selanjutnya kita bakalan berkunjung ke Museum Sangiran Klaster Ngebung.
X : Ngebung? Apaan tuh? Yang buat dimasak
bukan? Itu tuh bambu muda
Y : *Bawa Golok please, itu
Rebung
Museum Sangiran Klaster Ngebung
Gambar Museum Ngebung dari depan
Museum ini diresmikan pada 19
Oktober 2014, ciri khas Museum ini terdapat patung gajah di depan museum, ketika
sobat blogger masuk akan terlihat dari kejauhan replika arkeolog yang sedang
melakukan ekskavasi bersama dengan masyarakat sekitar. Di samping kanan kirinya
terdapat tulisan tentang Asal Muasal Museum Sangiran, dan dibelakangnya
terdapat 4 buah monitor yang memutar video legenda tentang manusia purba dan
dewa di seluruh dunia. Nah, dari sini nih dapat diketahui bahwa Museum yang ada
di Sangiran telah diakui oleh UNESCO lho, jadi sebagai generasi pewaris kita
patut bangga akan apa yang kita miliki.
Di Museum Ngebung ini terdapat 3
buah ruang pameran, tentunya selain replika ekskavasi tadi ya, langsung aja deh
Pada Ruang Pameran Satu terdapat foto
arkeolog-arkeolog yang menyelidiki tentang manusia purba, artikel tentang teori
The Missing Link nya Eugene Dubois, hingga replika manusia purba. Kebanyakan
profil arkeolog berasal dari luar negeri, namun ada juga beberapa arkeolog
pribumi, termasuk replika Raden Saleh, ternyata selain jago melukis beliau juga
rajin mengumpulkan fosil.
Gambar penduduk yang tengah meramu
Balung Buto untuk obat
Di ruang pameran kedua disini
mengkaji tentang Balung Buto, apa itu balung buto dan bagaimana masyarakat
menyikapi balung buto ini, gambar diatas menunjukkan bahwa saat itu masyarakat
menggunakan balung buto untuk obat, nah para pedagang obat china yang biasanya
mengkoleksi fosil karena dianggap seperti fosil naga yang waktu it telah
digunakan di Cina untuk berobat. Didepan replika masyarakat itu terdapat
replika orang Cina yang sedang menjual obat. Di ruang pameran kedua ini juga
terdapat hubungan antar peneliti dan jurnal tentang klaster ngebung.
Gambar Artikel Kami : Pewaris
Warisan Dunia
Lanjut ke ruang pameran ketiga
nih, Di ruang akhir ini terdapat tulang stegodon yang belum lengkap. Stegodon
tahu kan? Simbahnya gajah. Di ruang ini juga terdapat sebuah foto generasi sekarang
sebagai generasi pewaris sangiran, kalo bukan kita yang menjaga sangiran siapa
lagi? Sebelum keluar dari Museum Ngebung, coba deh sempetin nulis pesan dan
kesan buat Museum Ngebung di monitor layar sentuh yang ada.
Pesan admin, mari kunjungi Museum
sekitar Sangiran yang belum terekspos karena dengan kunjungan Sobat Blogger tempat
ini akan lebih dikenal dan dikenang. Museum ini, mengkampanyekan indahnya harmonisasi
hidup toleransi, menghargai sejarah, dan tanggung jawab kita sebagai generasi
pewaris Sangiran. Sekian
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog
Legenda pariwisata Jawa Tengah 2017 yang diselengarakan oleh Dinas Kepemudaan,
Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
Dokumentasi pribadi AdminALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com