Thanks For Visiting My Blog
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Negara
kitadapat dikatakan sebagai negara yang gagal dalam melaksanakan sistim
pendidikan.Karena,banyak hal yang tidak mendukung dalam proses belajar
mengajar,terutama di Sekolah Dasar.Banyak Sekolah Dasra yang sarana dan
prasarananya belum memadai.Untuk di tingkat Sekolah Dasar saja belum memadai
apa lagi untuk tingkat selanjutnya.seharusnya pemerintah harus lebih
memperhatikan anak-anaknya yang masih dini ini menjadi generasi penerus yang
dapat diandalkan.
Jadi,dalam
membuat makalah in,kami mengangkat tema yang bersangkutan dengan apa saja yang
ada di dalam Sekolah Dasar itu.
Semua hal yang
disebutkan diatas adalah merujuk pada satu tema yaitu Landasan Pendidikan di
Sekolah Dasar.Landasan pendidikan sangat penting untuk membangun kepribadian
anak didik.Mereka harus menanamkan landasan sebagai pedoman kegiatan mereka.
Dalam makalah
ini,kami (penulis) akan menjabarkan bagaimana landasan pendidikan,apa saja yang
mencakup itu semua,dan berusaha menelaah lebih jauh tentang kesalah penggunaan
landasan pendidikan.
B.
Tujuan Landasan
Pendidikan di Sekolah Dasar
Misi
utama dalam pendidikan di Sekolah Dasartenaga kependidikan tidak tertuju kepada
pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi
jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan
kependidikan,yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang
pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga
menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.Seorang
tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam
rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya.
Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau
titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah
pengertian landasan pendidikan?
2.
Apakah fungsi
dan tujuan dari landasan pendidikan?
3.
Seperti apakah
landasan pendidikan di MI / SD ?
D.
Manfaat
Landasan pendidikan di Sekolah Dasar
Manfaat
Landasan Pendidikan di Sekolah Dasar,antara lain:
·
Pendidik dan
peserta didik mampu mengetahui Landasan Pendidikan.
·
Pendidik
mengetahui apa saja kewajibannya sebagai seorang pengajar.
·
Pendidik
mengetahui aturan-aturan dalam pengajaran.
·
Peserta didik
mengetahui hak-hak yang harus diperolehnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Jenis Landasan Pendidikan
1.
Pengertian
Landasan Pendidikan
Landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan.Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material; dapat pula bersifat konseptual.Landasan
yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat
dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis
tersembunyi.
Pendidikan
dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita
mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita
kenal istilah studi pendidikan.Praktek pendidikan adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam
praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro),
dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka
memahami pendidikan.
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak.
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
2.
Fungsi Landasan
Pendidikan
Misi utama landasan pendidikan ini
tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan
berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan
diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap
dalam rangka melaksanakan tugasnya.Berbagai asumsi pendidikan yang telah
dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi
memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan
pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.
3.
UUD
Pendidikan
a.
UUD 1945
yang
merupakan hukum tertinggi di indonesia ada 2 pasal yaitu pasal 31 dan 32
- pasal 31 (1)
"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"
- pasal 31 (1)
" Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya".
berkaitan wajib belajar 9 tahun yaitu SD, SMP.
-pasal 32 (1)
" Memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengembangkannya".
-pasal 32 (2)
" Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai budaya nasional"
- pasal 31 (1)
"Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"
- pasal 31 (1)
" Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya".
berkaitan wajib belajar 9 tahun yaitu SD, SMP.
-pasal 32 (1)
" Memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengembangkannya".
-pasal 32 (2)
" Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai budaya nasional"
b.
UUD RI nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
-
pasal 1 (2)
" Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasar pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.
- pasal 1 (5)
" tenaga pendidikan untuk anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidik.
-pasal 36 (1)
" Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
-UU RI No.20/2003 pasal (58) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh lembaga mandiri yang mengacu pada kriteria standar nasional.
" Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasar pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.
- pasal 1 (5)
" tenaga pendidikan untuk anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidik.
-pasal 36 (1)
" Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
-UU RI No.20/2003 pasal (58) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh lembaga mandiri yang mengacu pada kriteria standar nasional.
4.
Tujuan
Pendidikan
Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:
Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:
·
UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa.
·
Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja
profesional serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.
·
TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang
pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan
untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap
demokratis dan penuh tenggang
rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan
yang termaktub dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).
5.
LANDASAN
PENDIDIKAN MI / SD
·
|
·
Gmbr. Landasan Pendidikan MI
|
·
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa
di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak
sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa
yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh landasan dan kurikulum sekolah
itu. Jadi barangsiapa yang memegang landasan yang benar dan menerjemahkan
dalam kurikulum akan memegang nasib bangsa dan negara. Berikut saya uraikan
landasan-landasan pendidikan.
·
a. Yuridis
·
Landasan yuridis memberikan lampu hijau penyelenggaraan lembaga
pendidikan di sebuah negara. Di Indonesia UU RI No.20 tahun 2003 tentang
sisdiknas: “Setiap warga negara yang berusia 7 s.d. 15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar” (pasal 6)
·
“Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikutip rogram
wajib belajar” (pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.
·
UU No.2 tahun 1989 tentang Sisdiknas pasal 39 menyatakan: “Isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan.
·
Dan masih banyak sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar
yuridis penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
·
b. Historis
·
“Jas Merah” Jangan lupakan sejarah (Bung Karno). Kita tidak bisa
melupakan sejarah pendidikan di Indonesia agar tidak melupakan jati diri kita
sebagai warga negara dan menghargai jasa pendahulu kita.
·
Ada tiga tokoh pendidikan yang mewarnai pendidikan di negara ini. Mohamad
Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesisch Nedrlands School / Kayutanan di
Sumatra Barat (1926) yang memiliki konsep; mendidik anak-ana agar dapat
berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka karena sekolah
Hindia Belanda hanya menyiapkan anak-anak menjadi pegawai mereka saja.
·
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogjakarta (1922) melahirkan
falsafah “Tut Wuri Handayani” 'Tut Wuri Handayani' (mengikuti sambil
mempengaruhi) Mengikuti, namun maknanya ialah mengikuti perkembangan sang
anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih & tanpa pamrih,
tanpa keinginan menguasai & memaksa, & makna Handayani ialah
mempengaruhi dlm arti merangsang, memupuk, membimbing, memberi teladan agar
sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi".
·
K. H. Ahmad Dahlan mendirikan Oganisasi Islam (1912) di Yogjakarta ingin mewujudkan
orang muslim yang berakhlak mulia cakap, percaya kepada diri sendiri, berguna
masyarakat & negara.
·
c. Filosofis
·
Filsafat sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan tentang setiap aspek kurikulum. Untuk tiap keputusan harus
ada dasarnya. Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai
akarnya tentang hakikat sesuatu.
·
Filsafat pendidikan terdiri dari filsafat tradisionalis yaitu
esensialis, parenialis, dan filsafat tradisionalis yaitu progresivis, eksistensialis,
dan rekontuksionis.
·
Parenialis menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai
abad pertengahan, karena ia telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga
dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional.
·
Essentialis menghendaki pendidikan yang berpendikan atas nilai-nilai yang
tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah
yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan yang telah teruji oleh waktu.
Tugas pendidikan adalah perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam
gudang di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga perlu dilatih agar
mempunyai kemampuan absorbi (penerapan) yang tinggi.
·
Progressivism menghenadi pendidikan yang pada hakikatnya progresif, tujuan pendidikan
hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar
peserta didik dapat berbuat sesuatu yang intelligent dan mampu mengadakan
penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntuan dari lingkungan.
·
Reconstructionsm menghendaki agar peserta didik dapat dibangkitkan kemampuannya
untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan
perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana aman dan
bebas.
·
Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik dalam
mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dan menemukan
jati dirinya, karena masing-asing individu adalah makhluk yang unik dan
bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.
d. Psikologis
·
Mengetahui landasan psikologis dalam penerapan dengan pendidikan
sangatlah urgent. Dengan mengetahui psikologis pendidikan (Psikologi
perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi social) maka pemberian porsi
materi serta pendekatan yang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai
dengan tingkat perkembangannya
·
e. Sosiologis
·
Menurut Ibnu Taimiyyah "anak terlahir dalam keadaan
fitrah"; dalam suatu keadaan kebajikan bawaan & lingkungan sosial
itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
·
Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial
yang mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing
bernilai setara.
f. Antropologis
·
Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses
transmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi dan
sosialisasi.
·
G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa
diberikan antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah
pengetahuan empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa
aspek-aspek proses pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan sosial
budayanya.
g. Ekonomi
·
Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang
sebagian besar manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding
kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar.
·
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang
kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan
keuntungan.
·
Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah
terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada
sejumlah lembaga pendidikan, yaitu kerjasama antara sekolah dengan pihak
usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa.
h. Religi
·
Manusia terdiri dari tiga komponen; “Jasmani, Rohani dan Akal”.
Ketiga komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada sang khaliq untuk
mempertanggungjawabkan kinerja ketiga komponen itu. Manusia diutus ke dunia
sebagai khalifah.
·
Selain dibekali jasmani, rohani, dan akal, manusia juga dibekali
oleh ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah. Ayat kauniyah
berupa gejala-gejala alam yang perlu direnungkan oleh manusia dengan menggunakan rohani dan akalnya.
Sedangnya ayat-ayat qauliyah berupa kitab Al-Qur’an dan Hadits. Landasan
pendidikan religi ini berkiblat kepada Al-Qur’an dan Sunah.
6.
AYAT-AYAT
AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN
1. Surat Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
{2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ
اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ
{5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama
tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.
2. Surat Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya :”Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
3. Surat Thoha ayat 114:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu
muhammad),”ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”
4. Surat Shod ayat 29:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ {29}
Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami
turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.”
6. Hadist Nabi:
Artinya :
“mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita
dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”
7. Hadist Nabi :
Artinya
:”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”
8. Hadist Nabi :
Artinya
:”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk
menghadapi masa yang berlainan dengan masa kalian ini.”
9. Hadist Nabi :
Artinya
:”Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang berilmu selama ia
masih terus belajar ilmu. Apabila ia menyangka bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu,
maka sungguh ia seorang yang jahil.”
10. Hadist Nabi :
Artinya
:”Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang
menginginkan akhirat hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan
kedua-duanya sekaligus, ia pun harus berilmu.”
11. Hadist Nabi:
Artinya
:”manusia itu ada dua macam:”orang alim(berilmu) dan orang yang belajar
ilmu, dan tidaklah ada kebaikan selain dari dua golongan itu”
7. PEMBELAJARAN
YANG MENDIDIK
Akibat yang mungkin nampak dari
tindakan pengajaran adalah siswa akan (1) belajar sesuatu yang mereka tidak
akan pelajari tanpa adanya tindakan pengajaran, atau (2) mempelajari sesuatu
dengan cara yang lebih efisien. Tujuan tindakan pengajaran pada hakekatnya
adalah mempengaruhi siswa agar mau dan tertarik untuk belajar. Peran guru
sebagai bagian dari variabel-variabel eksternal cukup berpengaruh dan penting
bagi terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik. Guru
dalam proses belajar mengajar merupakan unsur penguat motivasi siswa dalam
belajar.Tindakan guru dan perhatiannya terhadap siswa memiliki dampak positif
bagi bertumbuh-kembangnya minat siswa terhadap matapelajaran dan keinginanmya
untuk belajar. Komponen siswa sebagai bagian tak terpisahkan dari sejumlah
komponen pembelajaran lainnya merupakan suatu unsur unik yang perlu
diperhatikan secara seksama oleh guru. Oleh karena itu seorang guru harus mampu
mengenali perkembangan psikologis yang tengah terjadi pada diri para siswanya.
Pemahaman guru terhadap keunikan kepribadian siswa ini diperlukan dalam upaya menetapkan strategi pengorganisasian,penyampaian hingga pada strategi pengelolaan kelas yang memperhatikan berbagai persoalan psikologis individual (siswa). Karakteristik siswa merupakan kajian yang tak terpisahkan dalam variabel-variabel metode pembelajaran disamping 2 kelompok lainnya yaitu (1) tujuan dan karakteristik bidang studi; (2) kendala dan karakteristik bidang studi (Degeng, 1989).
Reigeluth (1983, 2000) dengan jelas menunjukkan bahwa variabel kondisional yang paling berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian dan pengelolaan kelas adalah karakteristik siswa. Disamping itu, sebagai media belajar, seorang guru dapat bertindak sebagai motivator bagi siswa. Guru yang mendidik adalah guru yang mampu membelajarkan siswanya. Dalam konteks ini, melalui tindakan pengajaran siswa diharapkan memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk belajar yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa yang lebih baik. Berbagai temuan dan pengalaman empirik dari sisi psikologi pendidikan menunjukkan bahwa kepiawaian guru dalam mengelola interaksi dengan siswa menyebabkan siswa memiliki keinginan kuat untuk belajar, sehingga prestasi belajar siswa berubah secara cukup signifikan.`Sebaliknya, guru yang kurang piawai dalam melakukan pendekatan pengajaran kepada siswa akan menimbulkan kebosanan bahkan kesulitan siswa dalam memahami makna matapelajaran yang dibawakan guru tersebut.
Pemahaman guru terhadap keunikan kepribadian siswa ini diperlukan dalam upaya menetapkan strategi pengorganisasian,penyampaian hingga pada strategi pengelolaan kelas yang memperhatikan berbagai persoalan psikologis individual (siswa). Karakteristik siswa merupakan kajian yang tak terpisahkan dalam variabel-variabel metode pembelajaran disamping 2 kelompok lainnya yaitu (1) tujuan dan karakteristik bidang studi; (2) kendala dan karakteristik bidang studi (Degeng, 1989).
Reigeluth (1983, 2000) dengan jelas menunjukkan bahwa variabel kondisional yang paling berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian dan pengelolaan kelas adalah karakteristik siswa. Disamping itu, sebagai media belajar, seorang guru dapat bertindak sebagai motivator bagi siswa. Guru yang mendidik adalah guru yang mampu membelajarkan siswanya. Dalam konteks ini, melalui tindakan pengajaran siswa diharapkan memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk belajar yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa yang lebih baik. Berbagai temuan dan pengalaman empirik dari sisi psikologi pendidikan menunjukkan bahwa kepiawaian guru dalam mengelola interaksi dengan siswa menyebabkan siswa memiliki keinginan kuat untuk belajar, sehingga prestasi belajar siswa berubah secara cukup signifikan.`Sebaliknya, guru yang kurang piawai dalam melakukan pendekatan pengajaran kepada siswa akan menimbulkan kebosanan bahkan kesulitan siswa dalam memahami makna matapelajaran yang dibawakan guru tersebut.
Tugas guru selain mengajarkan kepada
siswa bidang studi yang menjadi tanggungjawab akademisnya, juga harus dapat
membantu siswa agar menyenangi bidang studi yang diajarkan. Apabila kondisi
seperti ini terjadi, maka tujuan pembelajaran yang diartikan sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa memahami matapelajaran yang dipelajari akan dengan
mudah dapat dicapai. Namun, dalam banyak kesempatan guru kurang mampu
memanfaatkan pemahaman atas perkembangan psikologis anak didik secara akurat
dan optimal. Hal ini telah dibuktiikan melalui pemberitaan media massa diatas
bahwa pendekatan pengajaran guru dinilai masih kurang tepat, sehingga tidak
memiliki daya tarik dan minat siswa terhadap matapelajaran yang diajarkannya
tersebut..
Seorang guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak didik dengan berbagai karakter dan perilakunya diharapkan mampu mencermati kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka. Salah satu kebutuhan itu adalah perlunya kedekatan psikologis antara anak didik dan guru. Contohnya, seorang guru yang memiliki kecakapan inter-personal diharapkan mampu menjalin kedekatan psikologis dengan anak didik. Secara teoretik, kedekatan ini akan mampu menghasilkan perasaan trust pada diri individu terhadap orang lain. Adanya trust akan "membolehkan" orang lain memasuki wilayah emosi kita. Jika trust ini dimiliki baik oleh siswa maupun guru, maka niscaya akan terjalin dan berkembang suatu interaksi antar-individu (inter-personal) yang diwarnai empati (Sussman, 2005). Pada akhirnya, kecakapan inter-personal guru terhadap anak didik bisa membuat kondisi nyaman dan menyenangkan bagi siswa menekuni matapelajaran yang memang harus dia tekuni.
Seorang guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak didik dengan berbagai karakter dan perilakunya diharapkan mampu mencermati kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka. Salah satu kebutuhan itu adalah perlunya kedekatan psikologis antara anak didik dan guru. Contohnya, seorang guru yang memiliki kecakapan inter-personal diharapkan mampu menjalin kedekatan psikologis dengan anak didik. Secara teoretik, kedekatan ini akan mampu menghasilkan perasaan trust pada diri individu terhadap orang lain. Adanya trust akan "membolehkan" orang lain memasuki wilayah emosi kita. Jika trust ini dimiliki baik oleh siswa maupun guru, maka niscaya akan terjalin dan berkembang suatu interaksi antar-individu (inter-personal) yang diwarnai empati (Sussman, 2005). Pada akhirnya, kecakapan inter-personal guru terhadap anak didik bisa membuat kondisi nyaman dan menyenangkan bagi siswa menekuni matapelajaran yang memang harus dia tekuni.
Persoalan kronis yang mengemuka di
dunia pendidikan Indonesia dalam tata pandang pendekatan mengajar adalah
kemampuan guru "membawa" anak didiknya dari ketidak-sukaan terhadap
mata-mata pelajaran yang dianggap sulit, menjadi suka, tertarik dan termotivasi
untuk mempelajari mata-mata pelajaran tersebut. Meningkat dan tingginya
keinginan dan kemauan siswa terhadap suatu matapelajaran tidak terlepas dari
peran guru yang memperkenalkan matapelajaran sulit secara sederhana dan mudah
dimengerti. Pengejawantahan kemampuan inter-personal guru dapat dilihat pada
kualitas interaksinya dengan anak didik. Semakin baik kualitas kecakapan
inter-personal guru semakin nyaman dan senang siswa terhadap gurunya itu.
Semakin senang siswa itu terhadap gurunya, semakin termotivasi diri siswa dalam
mempelajari pelajaran yang diajarkan gurunya.
8. PENILAIAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK,KEGIATAN PEMBELAJARAN
YANG MENDIDIK
Indikator:
9.
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan
aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya.
10. Guru
melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik,bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa
tertekan.
11. Guru
mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.
12. Guru
menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses
pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya:
dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang
benar.
13. Guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
14. Guru
melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik.
15. Guru
mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif.
16. Guru
mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
17. Guru
memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
18. Guru
mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu
proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru
setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.
19. Guru
menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Proses
Penilaian:
A. Sebelum Pengamatan
20. Mintalah
RPP pada guru dan periksalah RPP tersebut. Tanyakan tentang topik dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Tanyakan apakah kemungkinan akan ada
kesulitan dalam membahas topik tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
21. Bila
ada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk memahami materi
tersebut, bagaimana strategi guru untuk mengatasinya.
22. Tanyakan
bagaimana cara menentukan tingkat pemahaman peserta didik terhadap topik
tersebut.
B. Selama
Pengamatan
23. Amati
apakah guru menyesuaikan kemampuan peserta untuk berkonsentrasi dalam menerima
pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangannya.
24. Amati
apakah semua kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran dapat membantu
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
25. Amati
bagaimana guru mengelola aktivitas (misalnya apakah waktunya sesuai dengan RPP
atau yang direncanakan, apakah guru melaksanakan pembelajaran sesuai/tidak
dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan
26. Amati
seberapa lama waktu yang digunakan oleh peserta didik untuk melaksanakan
kegiatan/aktivitas pembelajaran untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat
produktif, dan berapa lama peserta didik hanya menerima keterangan, informasi atau
instruksi dari guru dalam pembelajarannya
27. Amati
bagaimana guru membantu setiap peserta didik untuk melakukan kegiatannya
masing-masing, apakah ada peserta didik yang tidak terlibat aktif dalam
pembelajarannya dan bagaimana guru menangani peserta didik tersebut.
28. Amati
bagaimana guru menggunakan media pembelajaran tersebut di bawah ini, apakah
sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah dapat membantu cara belajar atau
memotivisai peserta didik, serta seberapa terampil guru menggunakannya.
C. Setelah
pengamatan
Mintalah guru untuk menjelaskan seberapa
jauh tingkat keberhasilan dalam pembelajaran yang dilaksanakan, dan
mengidentifikasikan bagian apa yang perlu diperbaiki.
9. Tujuan Pendidikan Islam
a. Surah al-Baqarah (1-5):1. Menambah ketaqwaan
manusia pada Allah2. Agar manusia mempercayai akan keberadaan Allah3.
mewujudkan manusia yang banyak beramal shaleh4. Mewujudkan manusia yang percaya
akan hari akhir5. Mewujudkan kesuksesan dalam hidup.
b. Surah A1i lmran: 138-139:1. Mewujudkan bimbingan
pada manusia agar tidak binasa dengan hukum-hukum alam 2. Mewujudkan
kebahagiaan pada hambanya 3. menjadikan manusia yang intelek dan mempunyai
derajat yang tinggi
c. Surah al-Fath:29:1. Mewujudkan seorang yang
selalu menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran2. Mewujudkan manusia yang
selalu bertawaqqal pada Allah.
e. Surah adz-Dzariyat: 56:1. Mewujudkan seorang
hamba yang shaleh2. Mewujudkan akan keesaan Tuhan3. Mewujudkan manusia yang
ahli do’a4. Menunjukkan akan luasnya ilmu Tuhan
a. Subjek Pendidikan
a. Ar-Rahman:1-4(Rabb):Yang Maha Pemurah, (QS.
55:1)Yang telab mengajarkan al Qur’an. (QS. 55:2)Dia menciptakan manusia, (QS.
55:3)Mengajarnya pandai berbicara (QS. 55:4)
b. Surah an Nahl: 43-44:mengarahkannya untuk tidak
mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya
tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.
b. Objek Pendidikan
a.Surah asy-Syu’ara: 214:Demikianlah ayat ini
mengajarkan kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi
kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan. Ini berarti Nabi
Muhammad SAW dan keluarga beliau tidak kebal hukum, tidak juga terbebaskan dari
kewajiban. Mereka tidak memiliki hak berlebih atas dasar kekerabatan kepada
rasul SAW, karena semua adalah hamba Allah, tidak ada perbedaan antara keluarga
atau orang lain. Bila ada kelebihan yang berhak mereka peroleh, maka itu
disebabkan karena keberhasilan mereka mendekat kepada Allah dan menghiasi diri
dengan ilmu serta akhlak yang mulia.
b.Surah an Nisa: 170:Rasul SAW telah membawa
kebenaran dari Allah sambil membuktikan keliruan bahkan kesesatan pandangan ahl
kitab, kini menjadi sangat wajar menyampaikan ajakan kepada seluruh manusia
bukan hanya ahl kitab: wahai seluruh manusia, sesungguhnya telah datang kepada
kamu rasul yakni Muhammad SAW, dengan membawa tuntunan al-Qur’an dan syari’at
yang mengandung kebenaran dari Tuhan Pembimbing dan Pemelihara kamu, maka
karena itu berimanlah dengan iman yang benar. Itulah, yakni keimanan itu yang
baik bagimu. Dan jika kamu terus menerus kafir, maka kekafiran itu tidak
merugikan Allah sedikitpun, tidak juga mengurangi kekuasaan dan
kepemilikan-Nya, karena sesurgguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah di bawah kendali-Nya.Kehadiran rasul yang dinyatakan dating kepadamu,
serta pernyataan bahwa yang beliau bawa adalah tuntunan dari Tuhan pembimbing
dan pemelihara kamu dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara, agar
menerima siapa yang datang dan menerima apa yang di bawanya.
c. Kewajiban Belajar Mengajar
a Surah al-Ankabut: 19-20: memerintahkan untuk
melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran
berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun
dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya. Pandangan kepada
hal-hal itu akan mengantarkan seseorang yang menggunakan akalnya untuk sampai
kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik
peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar
lagi Maha Esa yaitu Allah SWT:
d.Metode Pendidikana
a.Surah al-Maidah: 67:ayat ini merupakan
janji Allah kepada nabi-Nya Muhammad SAW bahwa beliau akan dipelihara Allah
dari gangguan dan tipu daya orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena ayat-ayat
yang mendahuluinya demikian juga sesudahnya berbicara tentang mereka.Thahir ibn
Asyur menambahkan bahwa ayat ini mengingatkan rasul agar menyampaikan ajaran
agama kepada ahl kitab tanpa menghiraukan kritik dan ancaman mereka, apalagi
teguran-teguran pada ayat-ayat yang lalu merupakan teguran yang keras. Teguran
keras ini pada hakikatnya tidak sejalan dengan sifat nabi yang cenderung
memilih sikap lembut, bermujadalah dengan yang terbaik. Tetapi di sini Allah
memerintahkan bersikap lebih tegas menerapkan pengecualian yang diperintahkan-Nya
pada Qur’an surah an-Nisa ayat 148
b. Surah al A’raf: 176-177:Ayat ini menguraikan
keadaan siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuan yang telah dimilikinya.
Allah SWT menyatakan bahwa sekiranya Kami menghendaki, pasti Kami menyucikan jiwanya
dan meninggikan derajatnya dengannya yakni melalui pengamalannya terhadap
ayat-ayat itu, tetapi dia mengekal yakni cenderung menetap terus menerus di
dunia menikmati gemerlapnya serta merasa bahagia dan tenang menghadapinya dan
menurutkan dengan antusias hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
adalah seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.
e.Evaluasi Pendidikan
Surah al-Baqarah: 184:(yaitu) dalam beberapa hari
yang tertextu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblab baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyab, (yaitu)
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itulah yang lebib baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu
jika kamu mengetabui. (QS. 2: 184)
BAB III
PENUTUP
Menuntut
ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap umat sebagai salah satu bentuk ibadah
kita kepada Allah,SWT.Selain itu menuntut ilmu juga telah diatur dalam
UNDANG-UNDANG dan AL-QUR'AN.Maka rugilah setiap orang yang tidak mau menuntut
ilmu
yang jauh lebih tinngi,padahal kesempatan menuntut
ilmu terbuka lebar.Menuntut ilmu tidak
hanya disekolah saja tetapi dimana pun kita berada,dan
menutut ilmu tidak dibatasi oleh usia.
DAFTAR PUSTAKA
Djumali,dkk.2008.Landasan Pendidikan.Surakarta:FKIP.UMS
SNP(STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)
http://sischa-dhea.blogspot.com/ 2010 / 12 /landasan-pendidikan-sekolah-dasar.html
http://sulipan.wordpress.com/ 2009 / 10 / 02 /pengertian-dan-jenis-http://www.tuanguru.com/ 2012 / 10 /penilaian-pedagogik-kegiatan-pembelajaran-yang-mendidik.html
http://sulipan.wordpress.com/ 2009 / 10 / 02 /pengertian-dan-jenis-http://www.tuanguru.com/ 2012 / 10 /penilaian-pedagogik-kegiatan-pembelajaran-yang-mendidik.html
ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com
No comments:
Post a Comment