Thanks For Visit My Blog
Definisi dan Komposisi Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Komposisi dari biogas
adalah 50-55% Metana (CH4), 25-45% Karbon Dioksida (CO2),
0-0,3% Nitrogen (N2), 1-5% Hidrogen Sulfida (H2S), dan
0,1-0,5% Oksigen (O2).
Pengertian Sampah
Menurut Kamus Istilah Lingkungan sampah adalah bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sedangkan
Dr. Tandjung, M.Sc. mengatakan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
Jenis Sampah Padat dan Faktor yang
Mempengaruhi Jumlahnya
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
- Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
- Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
a)
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b)
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.[2]
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di
dalamnya dibagi menjadi organik seperti sisa makanan, daun, sayur dan anorganik
seperti logam, pecah belah.
Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
dikelompokkan menjadi mudah terbakar, dan tidak mudah terbakar. Sedangkan
berdasarkan daat atau tidaknya membusuk dibagi menjadi mudah membusuk seperti
sisa makanan dan sulit membusuk seperti plastik atau karet.
Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
maka dikelompokkan menjadi:
a) Garbage,
terdiri dari zat-zat yang mudah terurai
b) Rubbish,
seperti karet, kayu, dan kaca
c) Ashes,
semua sisa pembakaran dari industri
d) Street
sweeping, sampah dari jalan atau trotoar
e) Dead
animal, bangkai binatang besar
f)
House hold refuse, sampah campuran
g) Abandoned
vehicle, bangkai kendaraan
Permasalahan Tentang Sampah:
Potensi sampah dan biomassa
sudah pasti ada di setiap daerah, karena setiap hari manusia secara
natural selalu menghasilkan sampah demi memenuhi kebutuhannya. Namun memang,
potensi sampah dan biomassa di setiap daerah berbeda sebanding dengan jumlah
penduduknya. Makin banyak jumlah penduduk di setiap daerah, potensi sampah dan
biomassa yang dihasilkan makin besar pula.
Solusi yang diberikan oleh
pemerintah daerah adalah landfill yaitu pembuangan sampah di suatu daerah yang
disebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) serta pengolahan yang dilakukan
secara ‘tidak efisien’. Dikatakan demikian karena sampah – sampah organik
dikumpulkan di TPA dan diharapkan terdegenerasi kembali ke tanah secara alami
sedangkan sampah anorganik dikumpulkan lagi – lagi secara tidak efisien oleh
pemulung. Kekurangan dari landfill ini adalah dibutuhkannya lahan yang luas dan
menggunungnya sampah organik karena penambahan sampah oleh manusia tidak
sebanding dengan degenerasi sampah oleh bakteri – bakteri pengurai.
Perkembangan
kota yang cepat membawa dampak pada masalah lingkungan. Perilaku manusia
terhadap lingkungan akan menentukan wajah kota, sebaliknya lingkungan juga akan
mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan yang bersih akan meningkatkan
kualitas hidup (Alkadri et al, 1999:159). Perkembangan
kota akan diikuti pertambahan jumlah penduduk, yang juga akan di ikuti oleh
masalah – masalah sosial dan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang
muncul adalah masalah persampahan. Permasalahan lingkungan yang terjadi akan
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (Alkadri et al, 1999:163).
Sampah
akan menjadi beban bumi, artinya ada resiko-resiko yang akan ditimbulkannya
(Hadi, 2000:40). Ketidakpedulian terhadap permasalahan pengelolaan sampah
berakibat terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang tidak memberikan
kenyamanan untuk hidup, sehingga akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat.
Maka dari
itu kita membutuhkan pengelolaan sampah yang efisien dengan manajemen
penempatan dan pengelolaan sampah dengan baik. Akan tetapi kini metode
penempatan sampah kurang efisien dikarenakan banyaknya lahan yang telah
digunakan untuk kepentingan-kepetingan lain sehingga kini kita harus beralih
dengan metode pengelolaan sampah yang tepat, berguna, dan tidak memakan banyak
tempat seperti biogas
Sejarah Penemuan Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan
biogas tersebar dibenua Eropa. Penemuan ilmuan Alessandro Volta
terhadap gas yang dikeluarkan dirawa-rawa terjadi pada tahun 1770,
beberapa decade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas Methana.
Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses
anaerobik digestion.
Tahun 1884 Pateour melakukan penelitian tantang
biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi
landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Pada akhir abad
ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Di Jerman
dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua perang dunia dan
beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Selama perang dunia II banyak petani di Inggris dan benua
Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan
untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan
mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa
ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi
yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India kegiatan
produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini, negara
berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini,
telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas . Selain
di negara berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju
seperti Jerman
Pembuatan Reaktor Biogas Berskala Kecil
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pembuatan alat biogas
adalah seperangkat alat bengkel
seperti, mesin las listrik, mesin gerinda, Gergaji
besi, palu, thermometer, meteran,
anemometer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah :
Drum ukuran 200 liter sebanyak 3
buah, Pipa ukuran 0.5 in sebanyak 2 batang, Pipa
ukuran 2 in sebanyak 120 cm, Kompor 3
gas sebanyak 1 buah, Stop kran 0,5 sebanyak 4 buah,
Selang karet sebanyak 1 buah, Plat
besi 3 mm 50x30 sebanyak 1 buah, Panci ukuran 6
liter air
Prosedur Kegiatan
Berikut ini prosedur yang harus dilakukan dalam
pembuatan alat biogas, yaitu:
1) Mempersiapkan material
2) Merancang komponen-komponen utama biogas yang
terdiri
dari tabung pencerna, tabung penyekat, tabung gas sementara
dan tabung gas murni
3) Merangkai komponen alat biogas dengan proses
pengelasan, pengerindaan dan
pengecoran.
Pemasangan
Reaktor Biogas
Berikut ini adalah tahapan
pemasangan reaktor biogas :
1. Pembuatan lubang reaktor,
panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2. Pembuatan meja tabung
plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m,
lebar =1,2m
3. Kotoran sapi (fases) awal
sebanyak 100 karung kantong semen atau karung
seukurannya (100 kantong semen
= 2000 liter). Persiapan awal ini untuk mempercepat
produksi gas yang siap untuk
digunakan (dinyalakan).
4. Drum untuk tempat
pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) ; 1 buah (200 liter).
5. Karung untuk tempat sisa
kotoran dari proses produksi biogas
6. Kayu atau bambu untuk pagar,
supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau
lainnya.
7. Terpal dan bahan lainnya
untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau material
yang jatuh dari atas.
Pengoperasian
Reaktor Biogas
Berikut ini adalah cara
pengoperasian reaktor biogas:
1. Pembuatan campuran kotoran
ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas).
2. Pengisian bahan biogas ke
dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter,
selanjutnya akan berlangsung
proses produksi biogas di dalam reaktor.
3. Setelah kurang lebih 10 hari
reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat
mengembung dan mengeras karena
adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar,
kompor biogas dapat dioperasikan.
4. Sesekali reaktor biogas
digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas
yang terbentuk di bagian bawah
naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian
reaktor.
5. Pengisian bahan biogas
selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40
liter setiap pagi dan sore
hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur)
secara otomatis akan keluar
dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas.
Sisa hasil pengolahan bahan
biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk
organik, baik dalam keadaan
basah maupun kering.
Pengoperasian
Kompor Biogas
Berikut ini adalah cara
pengoperasian kompor biogas :
1. Membuka sedikit kran gas
yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)
2. Menyalakan korek api dan
sulut tepat diatas tungku kompor.
3. Apabila menginginkan api
yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih besar lagi,
demikian pula sebaliknya. Api
dapat disetel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
kita.
Biogas pada
Skala Besar: Negara-negara di Eropa Utara
Di negara-negara Eropa utara seperti Finlandia dan Norwegia,
penggunaan biogas berbahan bakar pembangkit listrik dan kendaraan sudah di
lakukan.
Sebuah biogas berbahan bakar bus di Neighbour Norwegia,
Swedia (Uppsala).
Norwegia, di mana 98% dari listrik yang dihasilkan berasal
dari pembangkit listrik tenaga air, akan memiliki bus di ibukota Oslo
beroperasi dengan biogas dari sampah (khususnya sampah makanan).
Biogas yang dihasilkan oleh makanan yang telah membusuk.
Biogas sebagian besar terdiri dari metana, yang biasanya berbentuk gas dan
merupakan salah satu gas rumah kaca terkuat yang menyebabkan pemanasan global
saat ini. Pembakaran biogas dari fermentasi / pembusukan benar-benar membantu,
di mana pemanasan global yang bersangkutan, karena jika itu tidak dibakar, metana
akan melarikan diri ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.
ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com
No comments:
Post a Comment