Pages

Social Icons

Beranda

Monday, 7 January 2013

Artikel : Tentang Biogas ( Sejarah, Perkembangan Dan Cara Pembuatannya )

Terimakasih Atas Kunjungannya :-)
 Thanks For Visit My Blog



Definisi dan Komposisi Biogas
 
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya  kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Komposisi dari biogas adalah 50-55% Metana (CH4), 25-45% Karbon Dioksida (CO2), 0-0,3% Nitrogen (N2), 1-5% Hidrogen Sulfida (H2S), dan 0,1-0,5% Oksigen (O2).

Contoh Bahan Biogas:
Pengertian Sampah
Menurut Kamus Istilah Lingkungan sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.  Sedangkan Dr. Tandjung, M.Sc. mengatakan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
Jenis Sampah Padat dan Faktor yang Mempengaruhi Jumlahnya
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
  1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
  2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
a)       Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b)       Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.[2]
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya dibagi menjadi organik seperti sisa makanan, daun, sayur dan anorganik seperti logam, pecah belah.
Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar dikelompokkan menjadi mudah terbakar, dan tidak mudah terbakar. Sedangkan berdasarkan daat atau tidaknya membusuk dibagi menjadi mudah membusuk seperti sisa makanan dan sulit membusuk seperti plastik atau karet.
Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah maka dikelompokkan menjadi:
a)      Garbage, terdiri dari zat-zat yang mudah terurai
b)      Rubbish, seperti karet, kayu, dan kaca
c)      Ashes, semua sisa pembakaran dari industri
d)     Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar
e)      Dead animal, bangkai binatang besar
f)       House hold refuse, sampah campuran
g)      Abandoned vehicle, bangkai kendaraan

Permasalahan Tentang Sampah:
Potensi sampah dan biomassa sudah  pasti ada di setiap daerah, karena setiap hari manusia secara natural selalu menghasilkan sampah demi memenuhi kebutuhannya. Namun memang, potensi sampah dan biomassa di setiap daerah berbeda sebanding dengan jumlah penduduknya. Makin banyak jumlah penduduk di setiap daerah, potensi sampah dan biomassa yang dihasilkan makin besar pula.
Solusi yang diberikan oleh pemerintah daerah adalah landfill yaitu pembuangan sampah di suatu daerah yang disebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) serta pengolahan yang dilakukan secara ‘tidak efisien’. Dikatakan demikian karena sampah – sampah organik dikumpulkan di TPA dan diharapkan terdegenerasi kembali ke tanah secara alami sedangkan sampah anorganik dikumpulkan lagi – lagi secara tidak efisien oleh pemulung. Kekurangan dari landfill ini adalah dibutuhkannya lahan yang luas dan menggunungnya sampah organik karena penambahan sampah oleh manusia tidak sebanding dengan degenerasi sampah oleh bakteri – bakteri pengurai.
Perkembangan kota yang cepat membawa dampak pada masalah lingkungan. Perilaku manusia terhadap lingkungan akan menentukan wajah kota, sebaliknya lingkungan juga akan mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan yang bersih akan meningkatkan kualitas hidup (Alkadri et al, 1999:159). Perkembangan kota akan diikuti pertambahan jumlah penduduk, yang juga akan di ikuti oleh masalah – masalah sosial dan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang muncul adalah masalah persampahan. Permasalahan lingkungan yang terjadi akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (Alkadri et al, 1999:163).
Sampah akan menjadi beban bumi, artinya ada resiko-resiko yang akan ditimbulkannya (Hadi, 2000:40). Ketidakpedulian terhadap permasalahan pengelolaan sampah berakibat terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang tidak memberikan kenyamanan untuk hidup, sehingga akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat.
                Maka dari itu kita membutuhkan pengelolaan sampah yang efisien dengan manajemen penempatan dan pengelolaan sampah dengan baik. Akan tetapi kini metode penempatan sampah kurang efisien dikarenakan banyaknya lahan yang telah digunakan untuk kepentingan-kepetingan lain sehingga kini kita harus beralih dengan metode pengelolaan sampah yang tepat, berguna, dan tidak memakan banyak tempat seperti biogas
Sejarah Penemuan Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar  dibenua Eropa. Penemuan ilmuan Alessandro Volta terhadap gas yang dikeluarkan dirawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa decade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas Methana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion.
Tahun 1884 Pateour melakukan penelitian tantang  biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk  penelitian biogas hingga saat ini. Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Di Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua perang dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Selama perang dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk  menggerakkan traktor. Karena harga BBM  semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan.  Tetapi, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini, negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat penghasil biogas . Selain di negara berkembang, teknologi biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman
Pembuatan Reaktor Biogas Berskala Kecil
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pembuatan alat biogas adalah seperangkat alat bengkel
seperti, mesin las listrik, mesin gerinda, Gergaji besi, palu, thermometer, meteran,
anemometer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : Drum ukuran 200 liter sebanyak 3
buah, Pipa ukuran 0.5 in sebanyak 2 batang, Pipa ukuran 2 in sebanyak 120 cm, Kompor 3
gas sebanyak 1 buah, Stop kran 0,5 sebanyak 4 buah, Selang karet sebanyak 1 buah, Plat
besi 3 mm 50x30 sebanyak 1 buah, Panci ukuran 6 liter air
 Prosedur Kegiatan
Berikut ini prosedur yang harus dilakukan dalam pembuatan alat biogas, yaitu:
1) Mempersiapkan material
2) Merancang komponen-komponen utama biogas yang terdiri
dari tabung pencerna, tabung penyekat, tabung gas sementara dan tabung gas murni
3) Merangkai komponen alat biogas dengan proses pengelasan, pengerindaan dan
pengecoran.
Pemasangan Reaktor Biogas
Berikut ini adalah tahapan pemasangan reaktor biogas :
1. Pembuatan lubang reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
2. Pembuatan meja tabung plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m,
lebar =1,2m
3. Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau karung
seukurannya (100 kantong semen = 2000 liter). Persiapan awal ini untuk mempercepat
produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
4. Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) ; 1 buah (200 liter).
5. Karung untuk tempat sisa kotoran dari proses produksi biogas
6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau
lainnya.
7. Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau material
yang jatuh dari atas.
Pengoperasian Reaktor Biogas
Berikut ini adalah cara pengoperasian reaktor biogas:
1. Pembuatan campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas).
2. Pengisian bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter,
selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.
3. Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat
mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
4. Sesekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas
yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian
reaktor.
5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40
liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur)
secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas.
Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk
organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.
Pengoperasian Kompor Biogas
Berikut ini adalah cara pengoperasian kompor biogas :
1. Membuka sedikit kran gas yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)
2. Menyalakan korek api dan sulut tepat diatas tungku kompor.
3. Apabila menginginkan api yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih besar lagi,
demikian pula sebaliknya. Api dapat disetel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
kita.


Biogas pada Skala Besar: Negara-negara di Eropa Utara
Di negara-negara Eropa utara seperti Finlandia dan Norwegia, penggunaan biogas berbahan bakar pembangkit listrik dan kendaraan sudah di lakukan.
Sebuah biogas berbahan bakar bus di Neighbour Norwegia, Swedia (Uppsala).
Norwegia, di mana 98% dari listrik yang dihasilkan berasal dari pembangkit listrik tenaga air, akan memiliki bus di ibukota Oslo beroperasi dengan biogas dari sampah (khususnya sampah makanan).
Biogas yang dihasilkan oleh makanan yang telah membusuk. Biogas sebagian besar terdiri dari metana, yang biasanya berbentuk gas dan merupakan salah satu gas rumah kaca terkuat yang menyebabkan pemanasan global saat ini. Pembakaran biogas dari fermentasi / pembusukan benar-benar membantu, di mana pemanasan global yang bersangkutan, karena jika itu tidak dibakar, metana akan melarikan diri ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.

Source : Wikipedia



 ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com

No comments:

Post a Comment