Komentarnya dong....
Widyaloka
Intan A
X.1/34
Asal
Mula Rawa Pening
Semarang,
Jawa Tengah
Sebagai jelmaan siluman naga, Jaka Pening berusaha
menjadi orang terkuat di padepokan ilmu bela diri tempatnya belajar. Pada sat
kesempatan, muncul seorang pengusaha yang datang kesana untuk mencari kepala
keamanan pabrik.
Sayangnya meski sangat berambisi dan begitu ingin supaya jabatan itu menjadi miliknya, Jaka Pening ternyata tidak dipilih oleh sang pengusaha dengan alasan tidak pantas. Hal itu tidak lain karena sikap pria itu yang keras dan suka berkelahi.
Kekecewaan membuat Jaka Pening melampiaskannya pada sang guru, yang karena murka akhirnya mengutuk pria itu menjadi pisau dapur. Namun setelah berubah, pisau dapur itu malah menancapkan diri di dada sang guru hingga tewas.
Sebelum ajal menjemput, sang guru menitipkan pisau ke Ki Wonoboyo. Meminjamkan pisau tersebut ke seorang gadis cantik bernama Sari, pantangan yang dilanggar membuat Sari hamil. Karena merasa ikut bertanggungjawab, Ki Wonoboyo memutuskan untuk menikahi gadis itu.
Saat melahirkan, Sari terkejut saat mendapati bayinya tidak berwujud manusia melainkan seekor naga. Untungnya setelah darah yang berlumur di sekitar bayi naga dibersihkan, sosoknya berubah menjadi bayi manusia yang gagah. Akhirnya bayi itu diberi nama Lanang.
Tumbuh sehat, Lanang tidak menyukai masa kanak-kanaknya yang tidak memiliki teman. Untungnya ada Ki Jaran Tirto yang memperkenalkannya dengan Sekar, sehingga Lanang kembali jadi anak yang ceria dan penuh semangat.
Setelah dewasa, hubungan Lanang dan Sekar tidak disetujui oleh Sondong kakak sang gadis. Bahkan, dengan tega Sondong membuka sosok Lanang sebagai siluman naga sehingga hubungannya dengan Sekar berakhir.
Atas perintah sang ibu, naga raksasa jelmaan Lanang pergi ke Kali Progo untuk mencari Ki Wonoboyo sang ayah. Bisa ditebak, Lanang akhirnya tahu tentang asal-usulnya termasuk soal sang ayah yang dikutuk menjadi pisau dapur.
Dalam keadaan marah, Lanang mencabut lidi yang semula ditancapkannya ke tanah. Dari dalam tanah, langsung keluar air yang membuat sekitarnya menjadi rawa, yang oleh penduduk sekitar dikenal sebagai Rawa Pening.
Sayangnya meski sangat berambisi dan begitu ingin supaya jabatan itu menjadi miliknya, Jaka Pening ternyata tidak dipilih oleh sang pengusaha dengan alasan tidak pantas. Hal itu tidak lain karena sikap pria itu yang keras dan suka berkelahi.
Kekecewaan membuat Jaka Pening melampiaskannya pada sang guru, yang karena murka akhirnya mengutuk pria itu menjadi pisau dapur. Namun setelah berubah, pisau dapur itu malah menancapkan diri di dada sang guru hingga tewas.
Sebelum ajal menjemput, sang guru menitipkan pisau ke Ki Wonoboyo. Meminjamkan pisau tersebut ke seorang gadis cantik bernama Sari, pantangan yang dilanggar membuat Sari hamil. Karena merasa ikut bertanggungjawab, Ki Wonoboyo memutuskan untuk menikahi gadis itu.
Saat melahirkan, Sari terkejut saat mendapati bayinya tidak berwujud manusia melainkan seekor naga. Untungnya setelah darah yang berlumur di sekitar bayi naga dibersihkan, sosoknya berubah menjadi bayi manusia yang gagah. Akhirnya bayi itu diberi nama Lanang.
Tumbuh sehat, Lanang tidak menyukai masa kanak-kanaknya yang tidak memiliki teman. Untungnya ada Ki Jaran Tirto yang memperkenalkannya dengan Sekar, sehingga Lanang kembali jadi anak yang ceria dan penuh semangat.
Setelah dewasa, hubungan Lanang dan Sekar tidak disetujui oleh Sondong kakak sang gadis. Bahkan, dengan tega Sondong membuka sosok Lanang sebagai siluman naga sehingga hubungannya dengan Sekar berakhir.
Atas perintah sang ibu, naga raksasa jelmaan Lanang pergi ke Kali Progo untuk mencari Ki Wonoboyo sang ayah. Bisa ditebak, Lanang akhirnya tahu tentang asal-usulnya termasuk soal sang ayah yang dikutuk menjadi pisau dapur.
Dalam keadaan marah, Lanang mencabut lidi yang semula ditancapkannya ke tanah. Dari dalam tanah, langsung keluar air yang membuat sekitarnya menjadi rawa, yang oleh penduduk sekitar dikenal sebagai Rawa Pening.
Sumber : http://lengkapcampuran.blogspot.com
Berkunjung lagi ya,
Jangan Lupa ....http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com
No comments:
Post a Comment