Thanks For Visit My Blog
Di siang hari Didi dan Dodo pergi
mencari jambu. Kebetulan, mereka melewati halaman rumah Paman Dodo dan melihat
pohon jambu tumbuh di halaman rumah. Mereka pun berniat untuk mengambil
beberapa jambu di pohon tersebut dengan melempari batu pada jambu-jambu di
pohon. Batu yang dilempar, terpental ke kaca jendela rumah Paman Dodo sehingga
kaca jendela Paman Dodo pecah. Paman Dodo keluar rumah dan mereka bergegas naik
ke pohon jambu agar tidak ketahuan sang paman. Paman Dodo keluar rumah sambil
marah-marah. Lita yang baru saja pulang dari les menarinya, melewati pohon
jambu milik ayahnya dan dijatuhi batu dari atas pohon. Paman Dodo curiga bahwa
di bawah pohon jambu terdapat dua pasang sandal. Didi dan Dodo terjatuh, mereka
ketahuan dan Dodo menjelaskan pada Paman Dodo atas perintah Didi untuk
berbohong. Lita mengetahui bahwa mereka berbohong dan hanya ingin mencuri
jambu. Lita memberitahu ayahnya untuk menghukum mereka. Pada akhirnya, mereka
dihukum untuk menyapu halaman rumah Paman Dodo yang cukup luas.
Di siang hari, Didi dan Dodo sedang
mencari jambu. Kebetulan, mereka melintasi halaman rumah Paman Dodo.
Didi :
“Do, ini rumah siapa, ya? gedhe amat!”
Dodo : “Ini rumah
Pamanku, Di. Yah, lumayan besarlah di pedesaan kayak gini.”
Didi :
“Ehmmm …., Eh, tuh ada pohon jambu, mungkin di sana ada banyak jambu.
Kita boleh saja kan, mengambil satu
dua jambu saja. Aku fikir Pamanmu
nggak keberatan.”
Dodo : (Sambil
menggaruk-garuk kepala) “Iya..iya..Tapi, ambilnya pake’ apa?”
Didi :
(Mengambil batu) “Pake’ ini saja gimana?”
Dodo : “Iya, deh.
Nggak papa, lagi pula nggak ada galah.”
(Mereka pun melempar batu ke arah
jambu yang ada di atas pohon)
Pyarr!!!
Didi :
“Kamu itu gimana sih, Do! Entar, ketahuan sama paman
kamu.”
Dodo : “Lantas , gimana
ini? Kaca jendelanya sampai pecah. Ini juga gara-gara
kamu.”
Didi :
“Sudah. Kita naik ke atas pohon saja, dari pada ketahuan.”(langsung
memanjat pohon)
Dodo : “Mendingan
tadi memanjat saja. Terus, sandalnya, Di?”
Didi :
“Tinggalkan saja di bawah, susah manjatnya kalau pake’ sandal.”
Dodo :
“Iya.”(mengikuti perintah Didi)
(Paman Dodo keluar dengan wajah
terlihat marah)
Paman : “Siapa yang berbuat begini!
Dasar orang yang tidak beradab!”
(Lita pulang ke rumahnya dari les
menari dan tiba-tiba dijatuhi batu)
Lita :
“Aduh… Siapa ini yang menjatuhkan batu? aduh… kepalaku sakit…”
Paman : “Lho, sudah pulang
rupanya. Kamu kenapa, Lit?”
Lita :
“Itu, yah. Aku tadi pulang, dan berjalan melewati pohon jambu itu. Tapi,
anehnya nggak kejatuhan
jambu, malah kejatuhan batu.”
Paman : “Lho, itu ada dua pasang
sandal. Sandal siapa itu?”
Lita :
“Nggak tau juga, Yah.”
(Tiba-tiba Didi dan Dodo jatuh)
Paman : “Nah, ini dia! Kalian pasti
yang sudah memecahkan kaca jendela paman.
Kalian rupanya juga mencuri jambu
paman!”
Dodo : “Ampun,
paman. Maafkan kami…” (mata berkunang-kunang)
Didi :
(Berbisik pada Dodo) “Kamu bilang saja pada pamanmu. Kita mencuri
jambu untuk obat kakekku yang sedang
sakit.”
Dodo : “Baiklah.”
Paman : “Kenapa kalian ini?”
Dodo : “Begini,
alasan kami mencuri jambu paman. Kita ini sedang mencari
jambu untuk obat kekek Didi yang
sedang sakit dan tadi kami tidak sengaja
memecahkan kaca jendela paman.”
Didi :
“Be..bet..betul itu paman. Kasihanilah kami…”(Dengan wajah berpura-pura
meminta belas kasihan)
Lita :
“Ah, alasan saja kalian ini. Tapi…”
(Lita langsung berbisik pada
ayahnya.)
Lita :
“Ayah, bukannya kakeknya Didi sudah meninggal dua tahun yang lalu?
mereka pasti hanya ingin mencuri
jambu saja. Begini, yah……”
Paman : “Baiklah. Kalian boleh
mengambil beberapa jambu dan paman maafkan
atas kejadian tadi.”
Didi :
“Yeyey… terimakasih, Pak!
Dodo : “Wah, paman
baik sekali. Berkat Lita, kita bisa dapat jambunya untuk
kakekmu, Di. Meskipun kita udah mecahin
kaca jendela paman”
Lita :
“Ayahku memang bijaksana dan memaafkan kepada siapa pun yang
meminta maaf padanya.”
Didi :
“Maafkan kami juga, ya, Lit. Udah jatuhin kamu batu, itu tadi gara-gara
Dodo….”
Dodo : “Bukannya
kamu ya, Di?”
Lita :
“Iya,iya.”
(Mereka pun kembali memanjat)
Paman : “Tunggu sebentar..”
Didi :
“Ada apa?”
Paman : “Kalian boleh mengambil
beberapa jambu. Tetapi, setelah kalian selesai
mengambilnya, kalian, paman
persilakan untuk menyapu halaman rumah paman.”Didi dan
Dodo : “Ya,
Allah….!!!!” Akhirnya mereka menyapu halaman rumah Paman Dodo yang lumayan luas
dan Lita tetap menunggui mereka agar tidak melarikan diri.
ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com
qqq
ReplyDeleteGoreng tanah enak eaaa
ReplyDelete