Pages

Social Icons

Beranda

Tuesday 10 April 2012

MAKANAN KU SAYANG MAKANAN KU BUANG

Terimakasih Atas Kunjungannya


Karena udah lumayan lama gak update di blog ini kali ini aku akan membagikan Cerpen hasil karanganku sendiri, walaupun hasilnya gak bagus tapi Cerpen ini merupakan Cerpen Yang berasal dari pengalaman ku sendiri. baik langsung saja :

Makananku Sayang Makananku Buang
Matahari sudah menampakkan sinarnya, aku yang pemalas ini baru bangun dari mimpi panjangku. Hari ini, hari ke-13 dari bulan maret tahun 2012. Aku yang dari tadi malam masih memikirkan banyak hal tiba-tiba teringat kalau besok ada acara outbond PMR di Tawangmangu. Tiba-tiba terdengar suara perempuan setengah baya “ Cepetan mandi, nanti anterin ibu ke Karanganyar buat ambil gaji”. Dengan mata yang masih berkunang-kunang Aku akhirnya mandi juga. Setelah mandi aku makan, karena lauk nya tidak terlalu enak, aku lantas membuang makanan itu. Ibu bertanya,“ Kenapa kamu buang makanan itu, nak?” “Makanannya gak enak bu”, jawabku dengan santai.
Pukul 23.00 aku baru tidur, dengan segala penat yang aku alami hari ini aku akhirnya tertidur pulas. Jam 5 pagi aku sudah bangun karena acara outbond PMR jam 05.30, dengan tergesa-gesa aku diantar Ibu. Ibu dengan sabar dan kasih sayangnya memberi pesan padaku jika aku harus lebih mengahragai makanan dan harus berhati-hati saat oubond nanti. Setelah selesai memeriksa semua barang bawaan aku dan semua peserta outbond akhirnya berangkat, karena panitia hanya menyewa sebuah mini bus yang kursinya hanya beberapa buah, aku terpakasa berdiri saat neik bus kami semua berjejal-jejalan di dalam bus kecil ini. Belum sampai lokasi outbond, kami masih harus disuruh untuk berjalan kaki sejauh kira-kira 2km. Panitia yang sudah jauh di depan kami berteriak dengan lantang menyuruh kami untuk segera berlari, dengan perasaan kesal dan capek kami pun berlari juga dengan sekuat tenaga. Setelah selesai berlari kami pun disuruh untuk membersihkan sebuah aula yang lumayan besar, namun ternyata isinya banyak sekali sarang burung sriti dan pastinya banyak juga kotorannya.
Di lapangan kami di suruh membuat dragbar dalam waktu 10 menit, sebelumnya kami telah terbagi menjadi 6 kelompok aku masuk kelompok 2. Karena semua kelompok gagal nama kami semua ditambah denagan sebutan PEMBUNUH. Banyak sekali hukuman push up yang kami terima saat itu. Adzan dhuhur pun berkumandang, setelah semua sholat panitia menyuruh kami turun ke lapangan lagi kali ini ada 4 pos yang harus kami datangi pos pertama aku dan kelompokku tidak terlalu sukses menjalankan perintah dari panitia kami mendapat hukuman push up 1 seri dan lari keliling lapangan, nama bagi kelompokku bertambah terutama aku namaku menjadi Panu Decky Adi Ngehang Prasetyo Pembunuh Goblok Sok tahu. Rasa kesal ku pun bertambah karena aku yang dari tadi pagi belum makan apapun setelah menyelesaikan pos disuruh untuk merayap di lapangan yang becek dan tidak rata karena habis hujan. Pakainku dan kelompokku yang tadinya berwarna putih berubah menjadi coklat tua, tiba-tiba aku teringat kejadian kemarin saat aku membuang makanan ku karena tidak enak. Pukul 20.30 akhirnya makan juga, perutku yang sedari tadi sudah memainkan musik keroncong ini terisi  sesuap nasi. Nsmun, ternyata sesaat setelah kami makan ada kejutan dari kakak panitia kami semua diwajibkan makan makanan emergency food (makanan darurat) yaitu, makanan yang dapat kita makan ketika kita sedang terdesak, contoh : makanan dari tempat sampah.
Pikiranku semakin melayang jauh saat akan memakan makanan darurat itu, aku teringat saat aku jalan-jalan bersama teman ku di sebuah Taman, aku melihat seorang pengemis jalan dengan anaknya sedang mencari barang-barang yang dapat dijual dari tempat sampah, pemulung itu mendapatkan secuil roti, dan daging sapi yang sudah gosong. Pemulung itu kemudian membagikan makanan itu kepada anaknya, mereka berdua makan dengan lahap dan aku memberanikan diri bertanya “Bu, kenapa makanan dari tempat seperti ini dimakan?”, ibu itu dengan perasaan sedih menjawab,”Gak ada yang lain mas, rumah aja nggak punya apalagi makanan, sebenarnya saya kesihan melihat anak saya seperti ini,tapi mau apalagi?”. Kata-kata pemulung itu menyadarkan ku dari lamunanku, tiba-tiba ada aba-aba dari kakak panitia agar memakan makanan darurat tadi. Pertama kami harus memasukkannya ke dalam mulut kemudian kami harus memuntahkan makanan tadi, setelah itu kami harus menelan makanan yang menjijikkan itu, aku membayangkan itu sampai ingin muntah, namun aku mencegahnya agar tidak sampai muntah. Setelah itu makanan tadi harus di kunyah, aku pikir setelah dikunyah langsung ditelan, ternyata perkiraanku salah besar makanan yang kami kunyah harus di muntahkan lagi setelah itu baru kami semua boleh menelan makanan itu. Makanan yang rasanya tak karuan itu membuat aku mual namun peserta lain menyemangati aku untuk tidak memuntahkannya. Pikiranku tak karuan lagi, kali ini aku terpikir makanan kemarin yang aku buang karena tidak enak rasanya, aku menyesali semua itu.
Outbond PMR telah berakhir, semua itu hanyalah cerita yang tak akan dilupakan bagi semua pesertanya disana kami menjadi pribadi yang lebih baik, kami belajar menghargai makanan walau bagaimana pun bentuk dan rasanya makanan tersebut, kami semua berjanji akan lebih menghargai makanan walau banyak atau pun sedikit yang diberikan dan walau bagaimanapun rasa makanan itu, kami akan tetap bersyukur. Aku minta maaf Ibu, karena anak mu ini telah menyia-nyiakan makanan yang telah Kau berikan padaku, semoga Kau tidak sakit hati karena aku telah menyia-nyiakan makanan yang kau berikan padaku. Hari setelah outbond PMR bertambah baik aku sekarang lebih menghargai makanan dan semoga semua orang juga begitu.

No comments:

Post a Comment