Thanks For Visiting My Blog
Produsen dan Fungsi Produksi
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.Produksi jangka pendek,yaitu bila sebagian faktorSeorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan. Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1. bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum
2. bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Produksi Optimal (Economic Production Quantity)
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
a.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
b.Biaya modal (opportunity cost of capital)
c.Biaya keusangan
d.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
e.Biaya asuransi persediaan
f.Biaya pajak persediaan
g.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
h.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa
bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut
pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan
mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik
bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya
berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis.
Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan
untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari
keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari
dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar
berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
- a. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
- b. Pengorganisasian yaitu semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
- c. Pengarahan agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
- d. Pengendalian yaitu hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi
yang menunjukkan hubungan teknis antara tingkat output dengan tingkat
penggunaan kombinasi input-input (factor-faktor produksi) yang tidak
terhitung banyaknya yang digunakan dalam proses produksi, dengan kata lain
bahwa dapat dikatakan sebagai hubungan input-input sumberdaya perusahaan dan
output yang berupa barang dan jasa per unit waktu.
Secara matematis hubungan tersebut
dapat ditulis :
Q = f (
X1, X2, X3, ……….., Xn )
dimana :
Q adalah jumlah output yang
dihasilkan .
X adalah input (faktor Produksi)
yang digunakan dalam proses produksi.
Dalam teori ekonomi seorang produsen atau pengusaha harus dapat memutuskan dua
macam keputusan :
- Berapa output yang harus diproduksi;
- Berapa dan dalam kombinasi yang bagaimana factor produksi atau input dipergunakan agar tercapai keuntungan maksimum dalam operasi dipasar persaingan sempurna, sedangkan dalam pasar persaingan tidak sempurna, ada satu keputusan lagi yang harus diambil, yaitu menentukan tingkat harga jual output.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan metoda produksi adalah suatu kombinasi dari
faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan
produk. Sedangkan setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
dalam ekonomi disebut dengan fungsi produksi. Untuk penganalisaan proses
produksi baik secara phisik maupun hubungannya dengan ongkos produksi, maka
akan lebih mudah bila faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
- Fixed Factor, yaitu factor-faktor produksi yang tetap atau tahan lama yang dapat digunakan dalam proses produksi yang dalam waktu relatif pendek tidak dapat dirobah.
- Variabel Factor, yaitu factor produksi yang sifatnya berubah-rubah dalam proses produksi sesuai dengan tingkat output yang dibutuhkan .
- Berdasarkan dimensi waktu proses produksi dibagi atas :
- Proses produksi jangka panjang ;
- Proses produksi jangka pendek ;
- Dalam proses produksi dikenal suatu hukum yaitu : The law of diminishing return, artinya adalah bila satu macam input ditambah penggunaannya, sedangkan input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan oleh setiap tambahan satu unit input tadi mula-mula total output menaik dan kemudian naik semakin kecil yang akhirnya menurun. Dalam proses produksi dikenal istilah-istilah berikut :
- Produk Phisik Marginal (Marginal Physical Product: MPP), yaitu tambahan output yang dihasilkan oleh akibat dari penambahan satu unit variabel input (factor produksi)sedangkan factor-faktor lain dianggap konstan.MPP ini hanya untuk satu variabel factor produksi , walaupun terdapat banyak variabel factor produksi yang terlibat dalam proses produksi tersebut, jika terdapat dua jenis input, berarti terdapat dua Mpp,
- Produk Phisik Total (Total Phisycal Product : TPP), adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total/keseluruhan pada penggunaan berbagai tingkat variabel input tertentu.
Keterangan : Saat penggunaan 1 unit
input, dihasilkan output sebanyak 2000 unit, setelah ada penambahan satu unit
input tenaga kerja, TPP naik menjadi 3000 unit, demikian seterusnya, setiap
kali dilakukan penambahan factor input, akan menambah TPP, tetapi MPP bertambah
dengan angka semakin menurun, aki penggunaan 1 unit tenaga kerja (input).
Secara matematis dapat ditulis :
Produk Phisik Rata-rata
(Avarage Physical Product : APP), adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata
persatu unit output yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan variebel
input tersebut
Saat APP maksimum, maka penambahan
APP = 0, atau turunan pertama pada fungsi produksi tersebut adalah sama dengan
0, atau dAPP / dx1 = 0, maka dapat ditulis menjadi :6.2.
Tahap – Tahap ProduksiDalam proses produksi seorang produsen akan
memperhatikan dengan seksama daerah-daerah berproduksi yang dapat
memberikan hasil yang optimal, dalam hal ini, tahap-tahap produksi dapat dibagi
kedalam tiga daerah tahapan pada kurva TPP,6.2.1.
Isoquant / Iso product/ Equal Product CurveIsoquant Curve
disebut juga Isoproduct Curve atau Equal Product Curve
adalah merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda dari dua
sumber daya, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk
yang sama jumlahnya.Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan
semua kombinasi fungsi produksi yang mungkin secara phisik dapat
menghasilkan sejumlah output tertentu.Isoquant ini bisa didapatkan dari
fungsi produksi, karena ia menerangkan apa yang diinginkan perusahaan dengan
fungsi produksi yang diberikan.Kegunaan dari Isoquant ini adalah untuk
menentukan posisi least cost combination.Secara matematis dapat dibuktikan
sebagai berikut : 6.2.
Tahap – Tahap ProduksiDalam proses produksi seorang
produsen akan memperhatikan dengan seksama daerah-daerah berproduksi yang
dapat memberikan hasil yang optimal, dalam hal ini, tahap-tahap produksi dapat
dibagi kedalam tiga daerah tahapan pada kurva TPP, 6.2.1.
Isoquant / Iso product/ Equal Product CurveIsoquant Curve
disebuy juga Isoproduct Curve atau Equal Product Curve
adalah merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda dari dua
sumber daya, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk
yang sama jumlahnya.Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan
semua kombinasi fungsi produksi yang mungkin secara phisik dapat
menghasilkan sejumlah output tertentu.Isoquant ini bisa didapatkan dari
fungsi produksi, karena ia menerangkan apa yang diinginkan perusahaan dengan
fungsi produksi yang diberikan.Kegunaan dari Isoquant ini adalah untuk
menentukan posisi least cost combination. Sifat-sifat isoquant
adalah :1) Cembung kearah titik nol (0), sebab
inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.2)
Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi
kan dengan sumberdaya lain.3) Output semakin tinggi
bagi kurva yang terletak lebih kanan dan atas.4)
Kemungkinan bias saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat
memproduksi dua jenis barang dengan input yang sama.5)
Kemungkinan untuk mempunyai slope positif pada tingkat penggunaan input
tinggi.6) Semakin kebawah MRTS semakin kecil.
Perbedaan antara Indiferensi seorang
konsumen dengan Isoquant produsen adalah dimensi ketiga pada Indiferensi
konsumen adalah utilitas yang sulit diukur, sedangkan pada isoquant dimensi
ketiganya adalah produksi total, yang angkanya dapat ditentukan.Perbedaan
lainnya adalah, kalau konsumen dibatasi oleh pendapatan yang membatasi
pengeluaran konsumen, sedangkan pengusaha dapat merubah pengeluaran totalnya
untuk factor produksi.6.2.1. Isocost CurveIsocost
adalah kurva yang menunjukkan hubungan titik-titik kombinasi factor produksi
yang dapat dimiliki oleh modal (anggaran belanja perusahaan) yang tertentu
besarnya.Secara matematis dapat ditulis :C = X. Px
+ Y. Py Dimana : C adalah besar
modal. X dan Y adalah factor produksi. Px
dan Py adalah
harga input x dan y. 6.2.1. Least Cost
Combination (LCC)Least Cost Combination (LCC) adalah suatu
titik/keadaan yang memberikan kombinasi penggunaan input-input/factor
produksiUntuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total
yang minimum.Untuk menghasilkan / menentukan kombinasi yang optimal ini
diperlukan tiga data, yaitu :a) Isoquant, untuk
menentukan tingkat output yang dikehendaki;b) Harga
factor produksi/input pertama (X1)c) Harga factor
produksi/input kedua (X2)Bila dimisalkan fungsi produksi adalah Q = x1.x2,
dengan harga masing-masing input tersebut adalah P1 dan P2, maka isocostnya
adalah C = P1. x1 + P2 . x2, sekarang
akan dicapai LCC untuk tingkat output tersebut dengan mensubsitusikannya
Marginal
Rate of Technical Substitution (MRTS)
Adalah Tingkat Subsitusi Marjinal
yang semakin menurun, artinya berapa jumlah salah sat input harus
dikompensasikan akibat penambahan satu unit input lainnya, sehingga tingkat
output dapat dipertahankan.MRTS ini merupakan slope /kemiringan dari kurva isoquant
pada titik tertentu, yang besarnya sebesar MPPx / MPPy.Posisi LCC dalam gambar
adalah merupakan titik persinggungan antara kurva isocost dengan
kurva isoquant ( Px / Py = MPPx / MPPy = MRTS ).Sehingga masalah perusahaan
dapat dirumuskan bahwa setiap perusahaan ingin mencapai tingkat Isoquant yang
tertinggi , apabila Isocostnya ditentukan, artinya perusahaan akan memproduksi
/ mencapai keseimbangan pada saat slope kurva isocost sama dengan slope kurva
isoquant. Ini berarti bahwa untuk mencapai posisi optimum atau keuntungan
maksimum, maka dalil LCC harus terpenuhi, tetapi sebaliknya , bila dalil
LCC terpenuhi, maka tidak berarti bahwa produsen pasti telah mencapai
keuntungan maksimum, terpenuhinya dalil LCC hanya menunjukkan bahwa produsen telah
mencapai posisi ongkos minimum untuk suatu tingkat output tertentu, akan tetapi
keuntungan hanya akan mencapai maksimum bila tingkat outputnya telah
dipilih sedemikian rupa hingga MPP / P untuk semua input sama dengan 1 /
PQ, dimana 1 / PQ adalah hasil yang dapat dilihat setelah output
dijual. Sifat-sifat isoquant adalah :1) Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan
barang subtitusi sempurna.2)
Menurun dari kiri atas kekanan
bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan sumberdaya lain.3) Output semakin tinggi bagi kurva
yang terletak lebih kanan dan atas.4)
Kemungkinan bias saling berpotongan,
sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi dua jenis barang dengan
input yang sama.5)
Kemungkinan untuk mempunyai slope
positif pada tingkat penggunaan input tinggi.6) Semakin
kebawah MRTS semakin kecil.Perbedaan antara Indiferensi seorang konsumen
dengan Isoquant produsen adalah dimensi ketiga pada Indiferensi konsumen adalah
utilitas yang sulit diukur, sedangkan pada isoquant dimensi ketiganya adalah
produksi total, yang angkanya dapat ditentukan.Perbedaan lainnya adalah, kalau
konsumen dibatasi oleh pendapatan yang membatasi pengeluaran konsumen,
sedangkan pengusaha dapat merubah pengeluaran totalnya untuk factor produksi.
6.2.1. Isocost Curve
Isocost adalah kurva yang
menunjukkan hubungan titik-titik kombinasi factor produksi yang dapat dimiliki
oleh modal (anggaran belanja perusahaan) yang tertentu besarnya.
Secara matematis dapat ditulis :C = X.
Px + Y. Py
Dimana :
C adalah besar modal.
X dan Y
adalah factor produksi.
Px
dan Py adalah
harga input x dan y.
6.2.1. Least Cost Combination (LCC) Least Cost Combination (LCC)
adalah suatu titik/keadaan yang memberikan kombinasi penggunaan
input-input/factor produksiUntuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu
dengan ongkos total yang minimum.Untuk menghasilkan / menentukan kombinasi yang
optimal ini diperlukan tiga data, yaitu :a) Isoquant, untuk menentukan tingkat output yang
dikehendaki;b) Harga factor produksi/input pertama
(X1)c) Harga factor produksi/input kedua
(X2)Bila dimisalkan fungsi produksi adalah Q = x1.x2, dengan harga
masing-masing input tersebut adalah P1 dan P2, maka isocostnya adalah C =
P1. x1 + P2 . x2,sekarang akan
dicapai LCC untuk tingkat output tersebut dengan mensubsitusikannya, ΔX1/ΔX2 sering disebut juga dengan
istilah Marginal Rate of Technical Subtitution (MRTS).
Selanjutnya syarat LCC dinyatakan sebagai berikut :
P2
—– = MRTS
P2 Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
Adalah Tingkat Subsitusi Marjinal
yang semakin menurun, artinya berapa jumlah salah satu input harus
dikompensasikan akibat penambahan satu unit input lainnya, sehingga tingkat
output dapat dipertahankan.
MRTS ini merupakan slope /kemiringan dari kurva isoquant
pada titik tertentu, yang besarnya sebesar MPPx / MPPy.
Posisi LCC dalam gambar adalah
merupakan titik persinggungan antara kurva isocost dengan kurva
isoquant ( Px / Py = MPPx / MPPy = MRTS ).
Sehingga masalah perusahaan dapat
dirumuskan bahwa setiap perusahaan ingin mencapai tingkat Isoquant yang
tertinggi , apabila Isocostnya ditentukan, artinya perusahaan akan memproduksi
/ mencapai keseimbangan pada saat slope kurva isocost sama dengan slope kurva
isoquant.
ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com
No comments:
Post a Comment