Pages

Social Icons

Beranda

Sunday 28 July 2013

Produsen dan Funsi Produksi

Terimakasih Atas Kunjungannya :-)
Thanks For Visiting My Blog



Produsen dan Fungsi Produksi
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.Produksi jangka pendek,yaitu bila sebagian faktorSeorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan. Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1. bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum
2. bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Produksi Optimal (Economic Production Quantity)

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
a.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
b.Biaya modal (opportunity cost of capital)
c.Biaya keusangan
d.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
e.Biaya asuransi persediaan
f.Biaya pajak persediaan
g.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
h.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.

Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
  1. a. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
  2. b. Pengorganisasian yaitu semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
  3. c. Pengarahan agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
  4. d. Pengendalian yaitu  hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
   Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan teknis antara tingkat output dengan tingkat penggunaan kombinasi input-input (factor-faktor produksi) yang tidak terhitung banyaknya yang digunakan dalam proses produksi, dengan kata lain bahwa dapat dikatakan sebagai hubungan input-input sumberdaya perusahaan dan output yang berupa barang dan jasa per unit waktu.
Secara matematis hubungan tersebut dapat ditulis :

Q  =  f (  X1,   X2,   X3, ……….., Xn  )
dimana :
Q adalah jumlah output yang dihasilkan .
X adalah input (faktor Produksi) yang digunakan dalam proses produksi.
             Dalam teori ekonomi seorang produsen atau pengusaha harus dapat memutuskan dua macam keputusan :
  1. Berapa output yang harus diproduksi;
  2. Berapa dan dalam kombinasi yang bagaimana factor produksi atau input dipergunakan agar tercapai keuntungan maksimum dalam operasi dipasar persaingan sempurna, sedangkan dalam pasar persaingan tidak sempurna, ada satu keputusan lagi yang harus diambil, yaitu menentukan tingkat harga jual output.
            Pada dasarnya yang dimaksud dengan metoda produksi adalah suatu kombinasi dari faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan produk.  Sedangkan setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam ekonomi disebut dengan fungsi produksi. Untuk penganalisaan  proses produksi baik secara phisik maupun hubungannya dengan ongkos produksi, maka akan lebih mudah bila faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
  1. Fixed Factor, yaitu factor-faktor produksi yang tetap atau tahan lama yang dapat digunakan dalam proses produksi yang dalam waktu relatif pendek tidak dapat dirobah.
  2. Variabel Factor, yaitu factor produksi yang sifatnya berubah-rubah dalam proses produksi sesuai dengan tingkat output yang dibutuhkan .
  3. Berdasarkan dimensi waktu proses produksi dibagi atas :
  1. Proses produksi jangka panjang ;
  2. Proses produksi jangka pendek ;
  3. Dalam proses produksi dikenal suatu hukum yaitu : The law of diminishing return, artinya adalah bila satu macam input ditambah penggunaannya, sedangkan input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan oleh setiap tambahan satu unit input tadi mula-mula total output menaik dan kemudian naik semakin kecil yang akhirnya menurun. Dalam proses produksi dikenal istilah-istilah berikut :
  1. Produk Phisik Marginal (Marginal Physical Product: MPP), yaitu tambahan output yang dihasilkan oleh akibat dari penambahan satu unit variabel input (factor produksi)sedangkan factor-faktor lain dianggap konstan.MPP ini hanya untuk satu variabel factor produksi , walaupun terdapat banyak variabel factor produksi yang terlibat dalam proses produksi tersebut, jika terdapat dua jenis input, berarti terdapat dua Mpp,

  1. Produk Phisik Total (Total Phisycal Product : TPP), adalah kurva yang menunjukkan tingkat produksi total/keseluruhan pada penggunaan berbagai tingkat variabel input tertentu. 
Keterangan : Saat penggunaan 1 unit input, dihasilkan output sebanyak 2000 unit, setelah ada penambahan satu unit input tenaga kerja, TPP naik menjadi 3000 unit, demikian seterusnya, setiap kali dilakukan penambahan factor input, akan menambah TPP, tetapi MPP bertambah dengan angka semakin menurun, aki penggunaan 1 unit tenaga kerja (input).
Secara matematis dapat ditulis :
 Produk Phisik Rata-rata  (Avarage Physical Product : APP), adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata persatu unit output yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan variebel input tersebut 

Saat APP maksimum, maka penambahan APP = 0, atau turunan pertama pada fungsi produksi tersebut adalah sama dengan 0, atau dAPP / dx1 = 0, maka dapat ditulis menjadi :6.2.          Tahap – Tahap ProduksiDalam proses produksi seorang produsen akan memperhatikan dengan seksama daerah-daerah  berproduksi yang dapat memberikan hasil yang optimal, dalam hal ini, tahap-tahap produksi dapat dibagi kedalam tiga daerah tahapan pada kurva TPP,6.2.1.     Isoquant / Iso product/ Equal Product CurveIsoquant  Curve disebut juga  Isoproduct Curve atau Equal Product Curve adalah merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber daya, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk yang sama jumlahnya.Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi fungsi  produksi yang mungkin secara phisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu.Isoquant ini bisa didapatkan dari fungsi produksi, karena ia menerangkan apa yang diinginkan perusahaan dengan fungsi produksi yang diberikan.Kegunaan dari Isoquant ini adalah untuk menentukan posisi least cost  combination.Secara matematis dapat dibuktikan sebagai berikut : 6.2.          Tahap – Tahap ProduksiDalam proses produksi seorang produsen akan memperhatikan dengan seksama daerah-daerah berproduksi yang dapat memberikan hasil yang optimal, dalam hal ini, tahap-tahap produksi dapat dibagi kedalam tiga daerah tahapan pada kurva TPP, 6.2.1.     Isoquant / Iso product/ Equal Product CurveIsoquant  Curve disebuy juga  Isoproduct Curve atau Equal Product Curve adalah merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber daya, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk yang sama jumlahnya.Atau dapat juga dikatakan suatu kurva yang menunjukkan semua kombinasi fungsi  produksi yang mungkin secara phisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu.Isoquant ini bisa didapatkan dari fungsi produksi, karena ia menerangkan apa yang diinginkan perusahaan dengan fungsi produksi yang diberikan.Kegunaan dari Isoquant ini adalah untuk menentukan posisi least cost  combination. Sifat-sifat isoquant adalah :1)     Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.2)     Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan sumberdaya lain.3)     Output semakin tinggi bagi kurva yang terletak lebih kanan dan atas.4)     Kemungkinan bias saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi dua jenis barang dengan input yang sama.5)     Kemungkinan untuk mempunyai slope positif pada tingkat penggunaan input tinggi.6)     Semakin kebawah  MRTS semakin kecil.
Perbedaan antara Indiferensi seorang konsumen dengan Isoquant produsen adalah dimensi ketiga pada Indiferensi konsumen adalah utilitas yang sulit diukur, sedangkan pada isoquant dimensi ketiganya adalah produksi total, yang angkanya dapat ditentukan.Perbedaan lainnya adalah, kalau konsumen dibatasi oleh pendapatan yang membatasi pengeluaran konsumen, sedangkan pengusaha dapat merubah pengeluaran totalnya untuk factor produksi.6.2.1.     Isocost CurveIsocost adalah kurva yang menunjukkan hubungan titik-titik kombinasi factor produksi yang dapat dimiliki oleh modal (anggaran belanja perusahaan) yang tertentu besarnya.Secara matematis dapat ditulis :C  =  X.  Px  +  Y.  Py  Dimana : C      adalah besar modal. X dan Y      adalah factor produksi. Px  dan  Py           adalah harga input x dan y.  6.2.1.     Least Cost Combination (LCC)Least Cost Combination (LCC) adalah suatu titik/keadaan yang memberikan kombinasi penggunaan input-input/factor produksiUntuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang minimum.Untuk menghasilkan / menentukan kombinasi yang optimal ini diperlukan tiga data, yaitu :a)     Isoquant, untuk menentukan tingkat output yang dikehendaki;b)     Harga factor produksi/input pertama (X1)c)     Harga factor produksi/input kedua (X2)Bila dimisalkan fungsi produksi adalah Q = x1.x2, dengan harga masing-masing input tersebut adalah P1 dan P2, maka isocostnya adalah  C = P1. x1 + P2 . x2, sekarang akan dicapai LCC untuk tingkat output tersebut dengan mensubsitusikannya
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
Adalah Tingkat Subsitusi Marjinal yang semakin menurun, artinya berapa jumlah salah sat input harus dikompensasikan akibat penambahan satu unit input lainnya, sehingga tingkat output dapat dipertahankan.MRTS ini merupakan slope /kemiringan dari kurva isoquant pada titik tertentu, yang besarnya sebesar MPPx / MPPy.Posisi LCC dalam gambar adalah merupakan titik  persinggungan  antara kurva isocost dengan kurva isoquant ( Px / Py = MPPx / MPPy = MRTS ).Sehingga masalah perusahaan dapat dirumuskan bahwa setiap perusahaan ingin mencapai tingkat Isoquant yang tertinggi , apabila Isocostnya ditentukan, artinya perusahaan akan memproduksi / mencapai keseimbangan pada saat slope kurva isocost sama dengan slope kurva isoquant. Ini berarti bahwa untuk mencapai posisi optimum atau keuntungan maksimum, maka dalil LCC  harus terpenuhi, tetapi sebaliknya , bila dalil LCC terpenuhi, maka tidak berarti bahwa produsen pasti telah mencapai keuntungan maksimum, terpenuhinya dalil LCC hanya menunjukkan bahwa produsen telah mencapai posisi ongkos minimum untuk suatu tingkat output tertentu, akan tetapi keuntungan hanya akan mencapai maksimum bila tingkat outputnya telah dipilih  sedemikian rupa hingga MPP / P untuk semua input sama dengan 1 / PQ,  dimana 1 / PQ adalah hasil yang dapat dilihat setelah output dijual. Sifat-sifat isoquant adalah :1)     Cembung kearah titik nol (0), sebab inputnya tidak merupakan barang subtitusi sempurna.2)     Menurun dari kiri atas kekanan bawah, karena satu sumberdaya dapat di subsitusi kan dengan sumberdaya lain.3)     Output semakin tinggi bagi kurva yang terletak lebih kanan dan atas.4)     Kemungkinan bias saling berpotongan, sehingga ada kemungkinan perusahaan dapat memproduksi dua jenis barang dengan input yang sama.5)     Kemungkinan untuk mempunyai slope positif pada tingkat penggunaan input tinggi.6)     Semakin kebawah  MRTS semakin kecil.Perbedaan antara Indiferensi seorang konsumen dengan Isoquant produsen adalah dimensi ketiga pada Indiferensi konsumen adalah utilitas yang sulit diukur, sedangkan pada isoquant dimensi ketiganya adalah produksi total, yang angkanya dapat ditentukan.Perbedaan lainnya adalah, kalau konsumen dibatasi oleh pendapatan yang membatasi pengeluaran konsumen, sedangkan pengusaha dapat merubah pengeluaran totalnya untuk factor produksi.
6.2.1.     Isocost Curve
Isocost adalah kurva yang menunjukkan hubungan titik-titik kombinasi factor produksi yang dapat dimiliki oleh modal (anggaran belanja perusahaan) yang tertentu besarnya.
Secara matematis dapat ditulis :C  =  X.  Px  +  Y.  Py
 Dimana :
                    C      adalah besar modal.
         X dan Y      adalah factor produksi.
       Px  dan  Py           adalah harga input x dan y.
6.2.1.     Least Cost Combination (LCC) Least Cost Combination (LCC) adalah suatu titik/keadaan yang memberikan kombinasi penggunaan input-input/factor produksiUntuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yang minimum.Untuk menghasilkan / menentukan kombinasi yang optimal ini diperlukan tiga data, yaitu :a)     Isoquant, untuk menentukan tingkat output yang dikehendaki;b)     Harga factor produksi/input pertama (X1)c)     Harga factor produksi/input kedua (X2)Bila dimisalkan fungsi produksi adalah Q = x1.x2, dengan harga masing-masing input tersebut adalah P1 dan P2, maka isocostnya adalah  C = P1. x1 + P2 . x2,sekarang akan dicapai LCC untuk tingkat output tersebut dengan mensubsitusikannya,  ΔX1/ΔX2  sering disebut juga dengan istilah Marginal Rate of Technical Subtitution (MRTS).
Selanjutnya syarat LCC dinyatakan sebagai berikut :
                                        P2
                                      —– = MRTS
                                       P2 Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
Adalah Tingkat Subsitusi Marjinal yang semakin menurun, artinya berapa jumlah salah satu input harus dikompensasikan akibat penambahan satu unit input lainnya, sehingga tingkat output dapat dipertahankan.

MRTS ini merupakan slope /kemiringan dari kurva isoquant pada titik tertentu, yang besarnya sebesar MPPx / MPPy.
Posisi LCC dalam gambar adalah merupakan titik  persinggungan  antara kurva isocost dengan kurva isoquant ( Px / Py = MPPx / MPPy = MRTS ).
Sehingga masalah perusahaan dapat dirumuskan bahwa setiap perusahaan ingin mencapai tingkat Isoquant yang tertinggi , apabila Isocostnya ditentukan, artinya perusahaan akan memproduksi / mencapai keseimbangan pada saat slope kurva isocost sama dengan slope kurva isoquant. 
 


ALWAYS REMEMBER : http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com

No comments:

Post a Comment